IDEAtimes.id, LUWU UTARA – Nama Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani masuk dalam daftar bakal calon Gubernur Sulawesi Selatan.
Selain sebagai calon perempuan, nama Indah juga telah mendapat surat tugas dari DPP Partai Golkar sebagai Bacagub Sulsel.
Namun, mencuatnya nama Bupati perempuan pertama di Sulsel ini mendapat respons dari Ketua Partai Bulan Bintang (PBB) Luwu Utara Sahnun S.Pd.
Sahnun mengungkapkan, Indah Putri belum layak memimpin Sulawesi Selatan atau masuk daftar Cagub berdasarkan track recordnya selama menjadi Bupati dua periode.
“Sebenarnya keliru juga jika banyak yang menganggap layak maju di Pilgub padahal kepemimpinannya di Luwu Utara amburadul sekali.” ungkap Sahnun kepada ideatimes, Jumat, (15/3).
“Kenala saya bilang amburadul ? Contoh saja angka kemiskinan di Luwu Utara masih tinggi. Terus apa program fundamental yang dikerja selama 10 tahun yang memang berjalan dengan baik.” tambahnya.
Menurut Sahnun, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Luwu Utara pada Maret 2023 sebesar 40,79 ribu jiwa memang mengalami penurunan sebesar 1.500 jiwa terhadap Maret 2022 atau menurun 2.360 jiwa terhadap Maret 2021.
“Persentase penduduk miskin pada Maret 2023 sebesar 12,66 persen turun sebanyak 0,56 poin dari Maret 2022 (13,22 persen). Ketika itu diklaim turun maka sangat keliru karena masih sangat tinggi, tidak ada perubahan signifikan itu.” terangnya.
Tak hanya soal penduduk miskin, pemerataan pembangunan juga ungkap mantan aktivis HMI ini belum terjadi selama hampir 10 tahun kepemimpinannya.
“Pebangunan apa yang dicapai ? Jalan ke Seko belum ada perubahan, banjir di Malangke masih terus terjadi dan tak pernah ada solusi bagi masyarakat, kemudian pasca banjir bandang apa yang dilakukan, banyak sekali masalah di Luwu Utara.” tegasnya.
Sehingga alumni UNM ini menegaskan, Bupati Luwu Utara itu belum layak maju apalagi memimpin Sulawesi Selatan.
“Prestasi atau sepak terjang yang diukir IDP di Luwu Utara ini saya pikir masih banyak sekali kekurangannya sehingga untuk memimpin sekelas Gubernur atau wakil Gubernur saya rasa belum pantas.” ujarnya.
“Apalagi Sulsel ini sangat luas dan masyarakatnya yang majemuk serta letak geografis kabupatennya yang beragam sementara salah satu indikator suksesnya kepala daerah ketika angka tingkat kemiskinan di daerah yang dipimpinnya itu keluar dari zona merah.” tutupnya. (*)
