Jumat, Februari 7, 2025

Calon Lain Waspada, Rudal dan Rahman Pina Figur Berpengalaman dalam Politik, Tahu Cara Menang

Terkait

IDEAtimes.id, MAKASSAR – Kandidat calon wali kota Makassar 2024 dengan hasil survei yang tinggi, belum tentu akan diusung oleh partai politik untuk mendaftar ke KPU pada akhir Agustus nanti.

Hal itu disampaikan Pengamat Politik Unismuh Makassar Andi Luhur Prianto pada diskusi bertajuk Berebut Tiket Pilwali Makassar 2024 di Lapak Kopi Abangda, Makassar, Jumat (12/2024). Acara ini digelar oleh Komunitas Jurnalis Politik.

Luhur mendasarkan argumennya pada kondisi partai yang cenderung sentralistik serta tidak adanya standar objektif dalam menentukan keputusan perihal siapa yang akan diusung.

“Elektabilitas bukan faktor utama. Survei itu tidak lagi bisa menjadi pertimbangan. Sudah banyak kita lihat, yang diusung justru yang sebelumnya tidak pernah sosialisasi,” ujar Luhur Prianto.

Luhur juga berkaca pada fenomena Pilkada Sulsel 2018 dan Pilkada Makassar 2020. Saat itu ada sejumlah figur yang diusung oleh partai meski baru muncul menjelang pendaftaran ke KPU.

Belum lagi soal “perilaku” partai yang disebut tidak konsisten. Luhur memberi contoh, sejumlah partai membuka pendaftaran calon kepala daerah hingga fit and proper test, namun yang diusung adalah kandidat yang tidak mengikuti tahapan tersebut.

“Itu memungkinkan karena itulah perilaku partai politik kita. Partai kan begitu, dia punya aturan formal tapi perilakunya informal. Dia bikin pendaftaran, fit and proper test, survei, tapi kadang yang diusung orang yang tidak mendaftar karena bisa shortcut ke DPP. Itu yang terjadi,” jelas Luhur.

Untuk itu, Luhur menekankan bahwa survei tinggi maupun status sebagai kader partai belum tentu mendapat tiket maju Pilkada Makassar.

Apalagi Kota Daeng dianggap sebagai daerah yang menjadi perhatian elite di Jakarta. Faktor lainnya adalah kondisi politik pasca Pemilu 2024 yang dinilai sangat amburadul.

“Terutama dalam rezim seperti sekarang. Pengendalian tingkat inggi, kontrol, penggunaan kekuasaan yang bisa dilakukan terang-terangan. Faktor elektabilitas yang terbaca dari tren seorang kandidat, tidak lagi bisa menjadi pertimbangan diusung,” tutur Luhur.

“Sudah banyak sekali kejadian-kejadian seperti itu. Makanya kalau di Makassar, apalagi yang paling tinggi cuma 30 persen, saya kira tidak terlalu bisa diandalkan dibanding calon-calon lain,” tandas Luhur.

Sosialisasi, Jangan Fokus Bergerilya Cari Partai

Sementara, CEO PT Duta Politika Indonesia Dedi Alamsyah berpendapat, seharusnya partai politik sudah memutuskan siapa jagoannya mendekati tahap pendaftaran calon ke KPU.

Pertimbangannya, agar para kandidat mulai fokus mensosialisasikan diri ke masyarakat, bukan dengan mengerahkan energi untuk bergerilya mencari partai di ibukota.

“Yang lain-lain ini sangat miris. Coba cek kandidat, lebih banyak bergerilya di Jakarta daripada sosialisasi di daerah. Seharusnya bulan-bulan ini sudah tidak berkeliaran di Jakarta tapi fokus sosialisasi, seperti Rusdin Abdullah, Rahman Pina,” kata Dedi.

Rusdin Abdullah

Bagi Dedi, Rusdin Abdullah adalah figur yang perlu dipertimbangkan oleh partai politik, mengingat sejauh ini dia salah satu yang paling menunjukkan keseriusannya di Pilwali Makassar.

“Dia dan timnya sangat kelihatan bergerak di grassroot dan balihonya tersebar di mana-mana. Tentu sangat disayangkan jika NasDem tak memberikan dukungan serius kepada Rusdin Abdullah,” kata Dedi.

Pola-pola gerakan yang sedang diperlihatkan oleh Rusdin Abdullah, dianggap oleh Dedi sebagai sebuah dobrakan baru dalam kerja-kerja politiknya.

“Tolong diperhatikan, dia politisi senior dan dia sudah dijanji rekomendasi NasDem. Masa orang lain yang dapat. Kesannya Rusdin Abdullah kerja untuk NasDem (naikkan survei) kalau sampai dia tidak dapat rekomendasi dan itu akan jadi catat buruk dalam sejarah politik bagi NasDem” tambah Dedi.

Menurutnya, situasi ini menguntungkan kandidat yang punya tingkat elektabilitas tinggi, khususnya yang akan maju Pilkada Makassar seperti Munafri Arifuddin atau Appi.

“Apa yang bisa dilakukan kandidat lain dalam mengejar elektabilitas Appi dengan waktu sosialisasi cuma 3 bulan? Kecuali caranya pakai kecurangan,” jelas Dedi Alamsyah. (*)

spot_img
Terkini

SAH! Appi – Aliyah Ditetapkan Sebagai Wali Kota – Wakil Wali Kota Makassar 2025-2030

IDEAtimes.id, MAKASSAR - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Makassar menetapkan Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham atau Appi-Aliyah sebagai pasangan calon...
Terkait
Terkini

SAH! Appi – Aliyah Ditetapkan Sebagai Wali Kota – Wakil Wali Kota Makassar 2025-2030

IDEAtimes.id, MAKASSAR - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Makassar menetapkan Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham atau Appi-Aliyah sebagai pasangan calon...

Berita Lainnya