IDEAtimes.id, MAKASSAR – Politisi Golkar Muhammad Fauzi membeberkan alasannya maju bertarung di Pilkada Luwu Utara.
Itu disampaikan Fauzi sehari setelah menjalani pemeriksaan kesehatan di RSP UNHAS, Selasa, 03/9) di Warkop Deng Anas, kota Makassar.
Dalam kesempatan tersebut, Fauzi mengungkapkan bahwa keputusannya untuk maju sebagai calon bupati diambil secara mendadak pada 27 Agustus 2024.
Hanya dua hari sebelum Komisi Pemilihan Umum (KPU) menutup masa pendaftaran calon kepala daerah.
Keputusan kata suami Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani itu, diambil setelah mendengar kabar bahwa Ketua DPRD Luwu Utara, Drs. Basir, memutuskan mundur dari proses pencalonan.
“Kabar itu pertama kali saya dengar dari DPD I Golkar Sulsel,” ujar Fauzi.
Setelah informasi tersebut sampai ke pengurus DPP Golkar lanjut Fauzi, ia kemudian dipanggil oleh Ketua Umum Golkar, Bahlil Lahadalia, dan Sekjen Golkar, M. Sarmuji.
Tanpa diskusi panjang beber Fauzi, Bahlil langsung menetapkan Fauzi sebagai calon bupati Luwu Utara.
“Saat dipanggil, Pak Ketum langsung berkata, ‘Abang jadi calon bupati di Luwu Utara ya. Saya teken rekomendasinya’,” ungkap Fauzi, menirukan ucapan Bahlil.
Fauzi mengakui bahwa dirinya sempat terkejut dengan keputusan mendadak tersebut.
“Saya sama sekali tidak ada niat untuk maju pilkada. Makanya, setelah tersebar bahwa saya maju, banyak teman-teman yang kaget,” tuturnya.
Di tengah situasi yang serba mendesak, Fauzi merasa tidak bisa menolak perintah partai, meskipun awalnya sempat ragu.
“Demi partai, saya bismillah maju Pilkada Luwu Utara,” ujarnya dengan tegas.
Setelah putusan itu, politisi asal Aceh ini langsung berkonsultasi dengan timnya di Jakarta dan memutuskan untuk segera berangkat ke Luwu Utara.
Setibanya di sana, Fauzi bertemu dengan pengurus Golkar setempat yang dipimpin oleh istrinya, Indah Putri Indriani.
Setelah diskusi singkat, Fauzi memilih Ajie Pratama, Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi, dan UMKM Kabupaten Luwu Utara, sebagai pasangannya dalam Pilkada.
Fauzi menjelaskan bahwa pilihannya pada Ajie didasarkan pada data survei yang menunjukkan Ajie berada di puncak di antara calon lainnya dan memiliki basis dukungan kuat sebagai putra dari mantan Bupati Luwu Utara, Arifin Junaidi.
“Kami bisa dibilang pasangan yang saling melengkapi. Saya sebagai politisi, dan Pak Ajie sebagai birokrat,” jelas Fauzi.
Namun, Fauzi juga mengungkapkan tantangan personal dalam keputusannya maju Pilkada.
Istrinya, yang juga Bupati Luwu Utara, sebenarnya ingin mereka berkumpul kembali sebagai keluarga setelah pensiun pada 2025.
“Kami sudah berencana menetap di Jakarta setelah pensiun, tapi sebagai kader, perintah partai harus dijalankan,” kata Fauzi.
Dengan dukungan Golkar dan partai lainnya seperti PDIP, Perindo, dan PKS, duet Fauzi-Ajie kini bersiap untuk menghadapi Pilkada Luwu Utara 2024. (**)