IDEAtimes.id, BALI – Akhir tahun menjadi momen untuk mengisi waktu libur dengan liburan ke tempat – tempat yang indah.
Seperti ke Pulau Bali, Lombok, Sulawesi atau pun daerah yang penuh dengan tempat wisata.
Akan tetapi, nampaknya Pulau Bali masih menjadi tujuan utama para pelancong atau keluarga yang ingin berlibur.
Sayangnya, kondisi cuaca di akhir tahun tidak bersahabat mengingat telah memasuk musim penghujan.
Banyak tempat wisata yang sulit dijangkau dengan kondisi cuaca seperti ini termasuk pulau Bali.
Berdasarkan data BMKG, Pulau Bali diprediksi terjadi potensi cuaca ekstreme yang dapat memicu bencana hidrometeorologi.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menyampaikan data potensi cuaca ekstrem yang dapat memicu bencana hidrometeorologi di wilayah Bali.
Itu disampaikan saat Dwikorita berkunjung ke kantor Gubernur Provinsi Bali, di kota Denpasar, Minggu, (15/12).
Dwikorita bertemu langsung dengan serta Pj. Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya, untuk memberikan data terkait fenomena cuaca yang dipengaruhi oleh La Nina dan Indian Ocean Dipole (IOD) negatif.
“Kondisi global ini meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia, termasuk Jawa Timur dan Bali. Meski fenomena ini diprediksi netral pada awal 2025, masyarakat tetap harus waspada terhadap ancaman banjir, tanah longsor, dan gelombang tinggi,” ujar Dwikorita.
Kata Dwikorita, BMKG juga memperingatkan bahwa wilayah Bali berpotensi mengalami curah hujan kategori menengah hingga sangat tinggi di Tabanan, Badung, Gianyar, Bangli, dan Denpasar.
Potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang diprediksi meningkat, terutama pada periode 15–21 Desember 2024.
Gelombang tinggi mencapai 2,5–4 meter juga diperkirakan terjadi di perairan selatan Bali.
“BMKG mengimbau masyarakat pesisir dan nelayan untuk menghindari aktivitas di laut selama periode tersebut.” katanya.
Sementara itu, Pj. Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya, menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat.
“Kami terus memantau situasi dan memastikan koordinasi dengan BMKG berjalan lancar. Masyarakat diharapkan tetap tenang, namun siaga. Informasi cuaca harus dipantau secara berkala agar langkah mitigasi dapat diambil tepat waktu,” tuturnya. (*)
