IDEAtimes.id, Opini;- Sepekan terakhir pemberitaan di sejumlah media cetak dan online tentang dinamika pergantian Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD II di lima kabupaten/kota di Sulsel menyita perhatian publik.
Tak terkecuali di internal partai berlambang pohon beringin, baik yang masih berstatus pengurus maupun para mantan.
Juga Tidak ketinggalan sosok yang katanya dikesankan sebagai politisi “Senior Golkar” namun tak punya kontribusi besar terhadap perkembangan partai di Sulsel sejak menjadi pengurus hingga kini jadi mantan.
Malah justru secara aktif menjadi “motor penggerak” untuk menkerdilkan Partai Golkar yang dikomandoi Airlangga Hartarto saat ini.
Entah siapa figur dimaksud dalam pemberitaan itu. Namun dibeberapa ruang publik, terkhusus di kedai-kedai kopi di Kota Makassar, sosoknya sangat dipuja, dibanggakan meski wawasan dalam berpolitik maupun berpartai jauh dari pengklaiman dirinya sebagai “Senior Golkar”.
Miris membaca pernyataan-pernyataannya di ruang-ruang publik, apalagi di sejumlah media. Selalu membangun opini, pencitraan buruk serta narasi tidak sehat terhadap partai Golkar selama ini.
Entar apa yang ada dipikiran “Senior Golkar” yang diklaimnya itu. Apakah karena konflik pribadi ataukah memang karena faktor ketidaksukaannya lagi terhadap Partai Golkar.
Ataukah mungkin karena pikirannya sudah rusak lantaran dicekoki informasi-informasi yang kurang akurat. Atau mungkin hidupnya sudah terbiasa dengan nyinyiran, melihat orang yang jauh lebih mumpuni dalam wawasan berpolitik ketimbang dirinya.
Tapi sudahlah, mungkin “SENIOR GOLKAR” itu sudah ditakdirkan hidupnya seperti itu. Suka menilai orang tanpa melihat fakta kekurangan dirinya.
Kembali perbincangan awal mengenai rotasi Plt Ketua DPD II di lima daerah. Masing-masing kabupaten Gowa, Sinjai, Takalar, Luwu dan Palopo.
Pergantian para Plt ketua itu selalu dikesankan karena motif Musda Golkar Sulsel, padahal sama sekali tidak ada hubungannya. Murni memang karena penyegaran dalam sebuah organisasi atau partai.
Tak hanya itu, kekeliruan berpikir dan prasangka buruknya juga sangat besar karena menkerdilkan orang-orang yang diamanahkan sebagai pengganti Plt Ketua DPD II Golkar.
“SANG MANTAN” justru memberikan kesan bahwa pemberian amanah kepada PLT yang baru tidak potensial karena orangnya adalah CALEG GAGAL dalam pemilu 2019.
Pernyataan bekas atau “SENIOR GOLKAR” yang diklaimnya itu sungguh disesalkan banyak pihak, tak terkecuali diinternal Partai Golkar.
Beragam tanggapan. Ada yang protes, tidak nyaman bahkan ada juga yang menyatakan beliua keliru, hilaf dan bahkan ada yang menyatakan biarkan Tuhan Yang balas.
Ada pula justru yang balik nyinyir, bahwa si “SENIOR GOLKAR” itu tahu apa dia dengan partai Golkar. Bukan pengurus, tidak pernah berproses di partai bahkan ada yang sedikit keras menanggapinya untuk dilaporkan ke pihak polisi karena sudah menyebarkan fitnah terhadap kelembagaan partai Golkar.
Adapun caleg gagal tidak potensial yang dimaksudkan “SANG MANTAN” perlu dikaji lebih dalam seperti apa faktanya.
Pertama terhadap Andi Syamsul Alam Mallarangen, beliau Adalah Wakil Ketua Korbid Partai Golkar Sulsel diberi amanah sebagai PLT Ketua Golkar Kabupten Gowa, mengantikan Hoist Bahtiar, beliua Adalah Pensiunan Pamon Senior, Selama berkiprah di Pemerintahan, beliau pernah menjabat beberapa jabatan penting di sulsel, beliau juga pernah jadi sekda Bantaeng, Pejabat Bupati Selayar, Kepala Dinas Di Provinsi Sulsel dan beberapa Jabatan penting yang beliua jabat selama jadi pamon.
Bahkan beliau juga adalah Ketua Kerukunan Masyarakat Pare-Pare, pada pemilu 2019 menjadi Caleg Partai Golkar, dengan perolehan suara ketiga di Internal Partai pada dapil Maros, Pangkep, Barru dan Pare-Pare dimana dapil tersebut meraih dua kursi pada pemilu 2019 lalu, Apakah beliau tidak potensial..?
Kedua Abdillah Natsir. Alumni Fakultas Tehnik Unhas yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Partai Golkar Sulsel diberi amanah sebagaI Plt Ketua Golkar Luwu menggantikan Madji Tahir bahkan pernah menjabat sebagai Wasekjend DPP Partai Golkar Periode lalu.
Pernah menjabat sebagai Ketua Umum PB IKAMI Sulsel di Jakarta, beliau juga pengusaha yang berkantor dibilangan Jakarta Barat, dalam dunia usaha beliau cukup mapan dengan kantor Sendiri berlantai tiga, dengan Jumlah Karyawan/Tenaga kerja Sekitar 20.000 ribu tersebar di Indonesia.
Ia juga pengusaha yang bergerak di bidang Pembangunan Tower /IT & Telekomunikasi di beberapa daerah.
Pada pemilu 2019 menjadi Caleg DPR RI Dapil III dan memperoleh suara terbanyak kedua di Internal Partai Golkar, Apakah Ini juga tidak potensial..?
Ketiga, Andi Astuti Attas. Beliua adalah tokoh Perempuan, berdarah bansawan dari tanah Luwu, diberi amanah untuk menjadi PLT ketua Golkar Palopo. Sudah mala melintang dalam kehidupan organisasi, Wakil Ketua Golkar Sulsel dan saat ini menjabat juga Sebagai Ketua Umum HWK (HIMPUNAN WANITA KARYA ) Sulsel.
Sosoknya juga mampu bergaul dengan semua kalangan. Secara akademik, pendidikan beliau sampai strata dua (S2), Pengusaha yang cukup sukses dizamannya, ikut bekerja dilapangan untuk Partai Golkar selama ini.
Beliau pada pemilu lalu ikut menjadi Caleg DPR RI dapil III sulawesi selatan, Apakah ini juga tidak potensial..?
Ke-empat, Annas GS alias Karaeng Jalling, Plt Ketua Golkar Takalar. Beliau banyak mendedikasikan hidupnya selama ini di dunia Pamon Praja di Sulsel. Beliau pernah menjabat beberapa jabatan penting di Pemprov Sulsel.
Terakhir beliau adalah Sekretaris KPU Sulsel sebelum pensiun, bahkan beliau mendapatkan Penhargaan dari KPU RI.
Putra Turatea ini sosoknya dikenal mudah bergaul dengan semua orang, tidak sombong dan penuh empati kesesama. Pada pemilu 2019 ikut bergabung dengan Partai Golkar sebagai Caleg DPRD Provinsi Dapil III.
Beliau selalu berpikir ia adalah kader Golkar dari dulu, beliau mendesikasikan dirinya untuk mengabdi baik sebagai pengurus maupun sebagai Caleg, bahkan aktif di lapangan untuk meningkatkan suara partai Golkar di Dapilnya, Apakah ini yang dimaksud Caleg Gagal tidak potensial..?
Dan terakhir atau kelima, Muhammad Risman Pasigai, Anak Muda yang masih bau kencur dalam kehidupan politik, bukan pengusaha, pukan pula mantan pejabat, ia diberi amanah sebagai PLT Ketua Golkar Sinjai, bergolkar mulai dari Kabupaten Bulukumba dipercaya sebagai Wakil Ketua.
Di zaman Pak Amin Syam masuk Sebagai Wakil Sekretaris AMPG provinsi, termasuk dizaman Bapak Ilham Arief Sirajuddin, kemudian zaman Syahrul Yasin Limpo (SYL) diamanhkan sebagai Ketua Biro Organisasi. Dan saat ini hanya menjabat sebagai Wakil Ketua Organisasi & Daerah Golkar Sulsel.
Di lembaga organisasi lainnya, ia adalah Ketua Komite Organisasi Pimpinan Paripurna DEKOPIN, Wakil Ketua BAPILU DPP Partai Golkar, Wakil Ketua DPP AMPI, Wakil Ketua Umum DPP KNPI, pernah menjadi Ketua PB HMI.
Juga pernah tercatat sebagai pengurus DPP Golkar di zaman Bapak Aburizal Bakrie, Bapak Setya Novanto, termasuk di periode pertama Bapak Airlangga Hartarto.
Namun itu hahya pengalaman Organisasi, selama bergabung di Partai Golkar, sudah tiga kali ikut Pemilu, terakhir sebagai caleg DPR RI Dapil Sulsel 1, tidak terpilih…mungkin inilah yang dimaksud Caleg Gagal dan tidak potensial…?
Timbul pertanyaaannya apa hubunganya Caleg gagal atau tidak terpilih dengan ukuran kualitas eseorang…?
Dari ratusan caleg di Partai Golkar baik Pusat, Provinsi, Kab/Kota yang tidak terpilih apakah mereka semua tidak potensial..? Atau sebaliknya, apakah semua caleg terpilih linier dengan Ukuran potensial..?
Apakah semua kegagalan seseorang dalam dunia politik bisa di kategorikan tidak potensial..? Hehehe..
Perlu banyak membaca, perlu banyak isi otak, dan sering-sering lah berdialog dengan orang-orang pintar dan hebat sehingga pemahaman atau literatur anda sedikit terisi tentang keorganisasian atau kepartaian.
Jangan cukup dengan duduk di kedai kopi dengan modal menjadi “juru bayar” agar ingin dipuja lalu menganggap diri sebagai “SENIOR GOLKAR” atau segalanya. Itu kesalahan besar.
Apakah anda sudah sejajar dengan bapak HM Roem, Andi Pangerang Rahim, Syahrul Ibu Nurhayati Yasin Limpo ataukah Bapak Amin Syam serta sederet tokoh-tokoh politik Golkar lainnya..?
Kembali lagi kepada soal rotasi Plt Ketua Golkar Kabupaten. Anda menuding kalau pergantian itu berdasarkan motif politik musda.
Mungkin anda kurang Informasi, atau mungkin anda emosi sehingga menutup mata karena motif dendam karena anda tidak dipakai lagi sebagai pengurus di partai ini.
Tetapi sebelum kita ulas panjang wacana tersebut, banyak orang ingin bertanya kepada anda, sejak kapan anda di Golkar, karena rekam jejak anda tidak pernah ada sebelum zaman bapak Nurdin Halid.
Apa yang sudah anda perbuat dengan partai golkar, begitulah kira kira beberapa pertanyaan dari kader kader golkar yang sayang kepada anda..!!
Siapa Sesungguhnya Anda..? Atau mungkin anda mau dicap sebagai orang hebat atau senior di organisasi Lain..?
Kalau anda menyatakan caleg gagal itu tidak potensial, maka apakah Bapak Armin Mustamin Toputiri, Hoist Bahtiar, Iskandar Zulkarnain Latief, Madji Tahir juga ikut dikategorikan sebagai kader yang tidak berkualitas karena mereka ini juga caleg gagal dan tidak terpilih lagi sebagai anggota dewan. Termasuk anda Sendiri? Hehehehe..
Ahirnya jadi lucu bung..!!, yang perlu anda harus tahu dan paham bahwa sebagai kader atau pekerja Partai Golkar, Caleg bukanlah jalan satu satunya untuk mengabdi serta untuk menilai kualitas seseorang.
Jika itu cara berpikir anda maka dipastikan anda mencederai perjuangan dan pengabdian politik seorang kader partai. Perlu “SANG MANTAN” ketahui, banyak juga kader yang tidak mau ikut jadi caleg dan sekedar berpolitik untuk memajukan partai, bahkan ada juga yang ikut jadi caleg yang memang motivasinya hanya untuk menambah perolehan suara partai.
Jadi mungkin anda keliru besar dan perlu lebih dalam lagi mengabdi di Partai Golkar..!!!
Yang penting juga diketahui adalah perlu banyak membaca dan mendalami mekanisme di Partai Golkar yang kita cintai ini.
Bagaimana perkembangan atau perubahan aturan – aturan partai, kembali kita bahas terkait mekanisme Plt. Apakah anda sudah membaca secara utuh Surat Keputusan Plt Golkar Sulsel..?
Apakah ada tertuang bahwa Plt diganti karena Motif musda..? Apakah anda juga mengikuti proses dan mekanisme pengambilan keputusan di golkar sulsel..?
Diyakini tidak karena anda hanya membaca dari warung kopi, mendapatkan informasi dari orang yang hanya berasumsi, termasuk karena anda bukan pengurus lagi..
Tahukah saudara bahwa sebelum Munas Partai Golkar di Jakarta beberapa daerah sudah diperintahkan untuk musda dan atau di rotasi Pltnya..?
Tahukah saudara bahwa mereka minta kepada bapak Ketua DPD Partai Golkar Sulsel agar tidak diganti sebelum munas Partai Golkar dengan motif ingin ikut munas..?
Tahukah saudara bahwa hal tersebut sudah di putuskan melalui Rapat Pleno dan di Setejui oleh rapat terbatas Korbid Golkar Sulsel..?
Tahukah saudara bahwa ada diantara mereka sudah pernah mengajukan pengunduran diri..?
Tahukah saudara bahwa beberapa dari mereka tidak mampu menjalankan amanah yang diberikan oleh Golkar Sulsel, tahukah saudara bahwa itu hasil Kajian Tim Evaluasi yang di bentuk oleh Golkar Sulsel dan disyahkan Hasilnya oleh Rapat Pleno..?
Tahukan anda bahwa beberapa diantara mereka tidak pernah melakukan koordinasi melaporkan kerja2nya lagi sebagai Plt kepada Golkar Sulsel..?
Kalau anda tidak tahu berarti anda memang “Rusak” dalam berpikir dan bertindak..
Segerahlah meminta maaf kepada partai Golkar yang anda sudah hancurkan secara opini di publik.
Untungnya kolega di Partai Golkar masih menyayangi “SANG MANTAN” karena sempat timbul pertanyaan. Anda ini kader atau bukan?
Tetapi harus disadari bahwa anda pernah tercatat sebagai salah satu pengurus di partai ini, sehingga diingatkan kembali agar anda bisa sadar diri dan segerahlah bertobat, karena sesungguhnya anda semakin membuat diri anda sendiri terbaca di publik bahwa anda itu bukan tokoh, bukan pula senior yang baik di partai.
Justru anda sendiri mengiring publik dan kolega di partai Golkar melihat wajah dan karakter anda sebenarnya.
Ternyata anda hanya seorang politisi yang cemeng, dan tidak memiliki moral politik kepada Partai Golkar..!!!
Saya dan teman-teman mendoakan anda semoga cepat sadar, dan kami juga memohon maaf kalau ada yang tidak berkenang di hati saudara, Apalagi masih Bulan Syawal..Maaf lahir Bathin, Duniaji ini Bosku..!!!
Wassalam…
Penulis :
MUHAMMAD RISMAN PASIGAI
Wakil Ketua Bidang Organisasi & Daerah
DPD Partai Golkar Sulsel