IDEAtimes.is, MAROS – Gerakan memenangkan kotak kosong di Pilkada Maros mulai muncul di tengah masa kampanye.
Hal itu diketahui setelah beberapa posko eks Chaidir – Suhartina berubah menjadi posko gerakan kotak kosong.
Tak hanya posko, gerakan kotak kosong juga sudah mulai menyebar baliho diseluruh penjuru di Kabupaten Maros.
Pilkada Maros 2024 sendiri hanya diikuti satu pasangan calon yaitu Chaidir Syam – Muetazim.
Tapi sebelum berpasangan dengan Muetazim, Chaidir lebih dulu berpaket dengan Suhartina Bohari.
Namun sayang, Suhartina dinyatakan Tidak Memenuhi Syarat (TMS) usai pemeriksaan kesehatan oleh KPU Maros. Ia pun diganti.
Menanggapi fenomena ini, CEO Duta Politika Indonesia (DPI) Dedi Alamsyah mengungkapkan, gerakan kotak kosong di Maros sah – sah saja.
Meski belum jelas siapa yang mengkonsolidasikan, namun menurutnya jika itu tersusun dengan rapih maka bisa menang besar.
“Chaidir harus waspada karena bukan tidak mungkin gerakan kotak kosong di Maros banyak yang bermain. Yakin saja itu.” ungkap Dedi, Kamis, (10/10).
“Seperti mereka yang mau maju kemarin tapi batal, kemudian orang yang merasa tersakiti pasca Suhartina batal jadi wakil.” jelasnya.
Lanjut Dedi, Chaidir harus mengantisipasi kekuatan besar dari luar yang bisa saja masuk dengan membawa kepentingan lain.
“Waspada kekuatan besar. Maros ini besar, banyak yang incar untuk investasi.” ujarnya.
Selain itu, Chaidir juga tidak boleh menganggap remeh keluarga besar Suhartina di Maros.
Karena bagaimana pun ungkap Dedi, Suhartina memiliki power besar di Maros dan mempunyai relawna besar.
“Hati – hati yah, karena Suhartina Pjs sekarang dan kalau bergerak pasti akan ada perlawanan besar.” tegasnya lagi.
Harusnya kata Dedi, Chaidir kemarin melakukan rekonsiliasi ke keluarga Suhartina pasca ada putusan KPU.
“Kenapa tidak rekonsiliasi dengan keluarga Suhartina ? Kan pasti mereka akan terbuka hatinya kalau didatangi tapi kan tidak ada.” tuturnya.
“Kota Makassar buktinya menang kotak kosong karena banyak kepentingan dan Maros bisa begitu karena itu tadi ada yang tidak bahagia dengan hanya satu paslon saja.” tandas dia. (*)
