IDEAtimes.id, MAKASSAR – Nama Ketua DPW NasDem Sulawesi Selatan Rusdi Masse Mappasessu atau RMS terus menjadi perbincangan.
Pasalnya, anggota DPR RI Komisi III fraksi NasDem itu baru – baru mengeluarkan pernyataan yang dianggap merendahkan Calon Wakil Gubernur Sulsel Azhar Arsyad.
Rusdi Masse mengatakan bahwa Azhar yang juga Ketua PKB Sulsel itu gagal di Pileg tapi ingin maju di Pilgub.
Bahkan kegagalan Azhar di Pileg 14 Februari lalu dianggap sebagai bentuk hukuman warga Pinrang.
“Calon Wakil Gubernur yang mengaku orang Pinrang, tapi tidak ada apa–apa yang dia bisa bawa ke Pinrang. Saya ini orang Pinrang, sedangkan kau Caleg tidak terpilih apalagi jadi Wakil Gubernur,” kata RMS dihadapan warga dikutip dari video yang beredar luas.
“Orang Pinrang menghukum dia. Maka untuk meningkatkan kesejahteraan di Kabupaten Pinrang bersama lebih baik Andalan Hati,” sambungnya.
Berikut profil singkat Rusdi Masse
H. Rusdi Masse Mappasessu lahir 3 Maret 1973 adalah seorang politikus dan pengusaha asal Sidrap, Sulawesi Selatan.
Ia saat ini menjabat sebagai Anggota DPR-RI mewakili daerah pemilihan Sulawesi Selatan III sejak 2019 – 2024 dan 2024 – 2029.
Suami Cawgaub Sulsel Fatmawati itu juga pernah menjabat sebagai Bupati Sidenreng Rappang dari 2008 hingga 2018.
Dalam karir politiknya, RMS pernah menjabat sebagai Ketua dibeberapa partai.
Seperti Partai PBR, Golkar kemudian NasDem. Rusdi bersama sang istri menapaki jalur politik.
Saat ini, Istrinya Fatmawati Rusdi menjadi Calon Wakil Gubernur Sulsel berpasangan dengan Andi Sudirman Sulaiman.
Rusdi Masse juga pernah memecahkan rekor dengan menjadi Caleg peraih suara terbanyak di Pileg 2019 dengan total 119.064 suara untuk Dapil 3 Sulsel.
Bantahan NasDem Sulsel
Wakil Ketua Bidang Media NasDem Sulsel Mustaqim Musma buka suara soal statemen RMS.
Dia mengatakan, apa yang disampaikan RMS adalah fakta politik namun tidak bertujuan untuk merendahkan.
“Gaya bahasa itu sebagai salah bentuk komunikasi politik, Pak RMS adalah seorang politisi,” kata Mustaqim, Jumat (1/11/2024).
“Tidak ada unsur atau niatan ingin merendahkan atau lainnya. Ini murni bahasa politik dengan mengungkap realitas atau fakta politik hasil pemilu kemarin,” tambahnya.
Tuai sorotan dan kecaman
Atas pernyataan itu, RMS menuai sorotan dan kecaman dari berbagai pihak.
RMS dianggap membuat gaduh Sulawesi Selatan serta merendahkan Cawagub Azhar jelang perhelatan Pilkada Serentak.
Eks PB HMI Pahmuddin Kolik mengatakan, pernyataan RMS dalam orasi politiknya di Pinrang telah membuat gaduh Sulawesi Selatan.
“Kalau tidak bisa menciptakan kedamaian yah minimal jangan buat kegaduhan. Silahkan pak RMS fokus di DPR saja. Jangan buat gaduh di Sulsel apalagi jelang Pilkada.” ungkap Pahmuddin.
Dia mengatakan, RMS seharusnya fokus memberi sumbangsi terhadap Daerah Pemilihannya (Dapil) ia terpilih.
“Dapil 3 itu bukan cuma dua kabupaten tapi ada sembilan. Silahkan fokus urusi itu. Jalankan tanggungjawabnya dengan baik sebagai anggota DPR.” tegasnya.
Lebih jauh, mantan ketua umum HMI Sulselbar itu menilai pernyataan RMS soal Cawagub Azhar memantik ketersinggungan warga NU serta ormas lainnya.
“Kalau banyak yang mengecam baik dari NU atau ormas lain yah wajar saja, kan ini sudah menyerang secara personal. Ada tendensius yang sepertinya ingin disampaikan. Harusnya dia (RMS) minta maaf. Jangan justru buat gaduh.” ucapnya.
Apalagi beber Pahmuddin, dia diduga terlibat dalam beberapa kasus hukum yang menyeret namanya dalam persidangan.
“Fokus saja lah di DPR. Kan dia (RMS) juga tidak bersih – bersih amat. Ada beberapa dugaan kasus hukum yang menyeret namanya.” tegas dia.
“Kita tantang saja coba di Komisi III dia berteriak soal penyelesaian kasus hukum, penuntasan kasus korupsi, jangan jauh – jauh koar urus pribadi orang tapi dia tidak urusi yang lain.” tandas mantan Presiden Mahasiswa UIN Alauddin Makassar itu. (*)