IDEAtimes.id, Opini;- Dampak pendemi Corona selain dunia bisnis dan usaha telah merambah ke dunia pendidikan. Beberapa waktu lalu baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah telah mengeluarkan keputusan untuk meliburkan kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Belajar di rumah atau pembelajaran daring adalah metode yang dirasa tepat untuk memutus penyebaran mata rantai virus yang disebut juga Covid-19 ini.
Organisasi Pendidikan, Keilmuwan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO menyebutkan dari 166 Negara dimana 1,52 Miliyar (Anak dan Remaja) serta 60,2 Juta guru yang terganggu kegiatan sekolahnya. Di Indonesia sendiri 28,6 Juta siswa 2,6 Juta guru yang terancam hak-hak pendidikan mereka di masa depan, ditambah lagi pembatalan Ujian Nasional (UN) dengan 8,3 Juta peserta.
Kebijakan tersebut bertujuan untuk mengurangi mobilitas pelajar dan mahasiswa sehingga dapat mengurangi penyebaran wabah Covid-19.
Dibantu dengan pembelajaran online dari rumah diharapkan mampu memenuhi proses pembelajaran siswa. Dampingan orang tua dan anggota keluarga lainnya menjadi peran utama dalam pelaksanaannya.
Namun dalam realitanya pembelajaran online dari rumah ini tidak berjalan mulus begitu saja, banyak pula timbul permasalahan-permasalahan yang kemudian harus dihadapi oleh guru, orang tua atau bahkan siswa itu sendiri. Mulai dari guru yang dituntut mampu menguasai program internet dan teknologi maupun orang tua dan siswa yang kerepotan dalam menyiapkan materi belajar di rumah ataupun kesulitan dalam mengikuti cara belajar online.
Selain itu tantangan lebih besar akan muncul jika kebijakan ini diterapkan di daerah dengan infrastruktur internet dan teknologi yang kurang memadai seperti di desa-desa.
Sekolah-sekolah yang tidak memiliki fasilitas pembelajaran online ini juga akan mengalami kesulitan dalam mengejar ketinggalan materi pembelajaran. Selain itu, permasalahan lain para siswa juga akan mengalami kesulitan untuk melakukan konsultasi dengan guru terutama untuk pelajaran yang dianggap membutuhkan penjelasan dan pemahaman yang lebih mendalam.
Pembelajaran Daring atau Pembelajaran Online akhirnya mau tak mau akan menurunkan kualitas belajar. Tentunya berdeda dengan kualitas jika siswa bertatap muka secara langsung dengan guru.
Sejak Mendikbud mengeluarkan Surat Edaran Nomor 36962/mpk.A/HK/2020 agar seluruh kegiatan belajar mengajar baik di sekolah maupun di kampus perguruan tinggi menggunakan metode daring (dalam jaringan) alias online sebagai upaya pencegahan terhadap perkembangan dan penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19).
Secara proses hal ini erat kaitannya dengan perencanaan model pembelajaran dalam manajemen pendidikan. Hal ini sudah diatur dalam Permendikbud No 22 Tahun 2016 tentang standar proses dengan prinsip sebagai berikut:
1. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis ke aneka sumber belajar;
3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendidikan ilmiah;
4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;
5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills);
9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembanngkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);
11. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah dan di masyarakat;
12. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah peserta didik , dan dimana saja adalah kelas;
13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas pembelajaran;
14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.
Apabila prinsip pembelajaran tersebut diselaraskan denngan 4 pilar pendidikan yang disusun oleh UNESCO yaitu Learning to Know (belajar untuk mengetahui), Learning to Do (belajar untuk melakukan sesuatu), Learning to Be (belajar untuk menjadi sesuatu) dan Learning to Live Together (belajar untuk hidup bersama) maka saat ini adalah saat yang paling tepat untuk mengatur ulang arah dunia pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan yang sebenarnya.
Peran serta guru, orang tua dan anggota keluarga lainnya merupakan hal yang paling penting dalam pencapaian tujuan pembelajaran daring ini. Berikut tips-tips agar pembelajaran daring dari rumah dapat berjalan efektif:
a. Untuk Guru: – Kontroling belajar siswa harus efektif dilakukan kepada orang tua siswa, dapat melalui group whatsapp atau lainnya.
– Guru baiknya tidak menitik beratan pada skor atau hasil belajar melainkan pada proses belajarnya.
– Dalam proses pembelajaran daring guru harus lebih menekankan pada penguatan karakter siswa,
– Guru harus mampu menciptakan guidance dalam proses pembelajaran online.
– Guru harus lebih kreatif dalam menggunakan online classroom dan media pembelajaran online lainnya.
b. Untuk Orang Tua dan Anggota Keluarga Lainnya: – Jaga anak agar tetap fokus, beri pengarahan kepada anak pentingnya ia menyelesaikan tugas dan materi yang diberikan oleh guru.
– Berkomunikasi dengan guru dan teman sekelas, pastikan untuk tetap menjalin komunikasi untuk menghindari kesalahpahaman dalam belajar atau mengerjakan tugas.
– Membuat jadwal agar anak tetap aktif, mengatur manajemen waktu anak kapan harus belajar, kapan harus bermain dan kapan harus beristirahat.
– Gunakan aplikasi belajar, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyiapkan untuk anak sekolah dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Umum (SMU) aplikasi belajar online gratis yaitu RumahBelajar.Kemdikbud.go.id yang dapat dimanfaatkan oleh semua pelajar Indonesia.
– Jaga suasana belajar yang nyaman dan tenang, dengan membiasakan anak belajar di meja belajar anak dapat selalu fokus pada pelajarannya.
Wabah Covid-19 ini merupakan bencana yang tak terduga oleh kita semua dan pembelajaran online dari rumah adalah Force Majeure yang mau tak mau harus kita jalankan.
Kuncinya kita semua harus bisa berdamai dengan kondisi ini agar semua aspek kehidupan tetap dapat berjalan, pekerjaan, pendidikan maupun kehidupan sosial. Harapan kita Wabah ini cepat berlalu dan semua dapat berjalan normal seperti sediakala. BADAI PASTI BERLALU.
Tasdin Tahrim., S. Pd., M. Pd ( Dosen IAIN Palopo)