IDEAtimes.id, MAKASSAR – Karang Taruna Makassar mendukung upaya pemberantasan peredaran narkotika di Sulawesi Selatan yang makin marak.
Dukungan itu diperkuat Karang Taruna Makassar melalui diskusi publik yang mengangkat tema “Sinergitas ormas dan aparat dalam rangka antisipasi bahaya narkoba”, Minggu, (10/11).
Ketua Karang Taruna Kota Makassar Muhammad Zulkifli, Polrestabes Makassar dari Satuan Narkoba Reskrim Unit 1 Isprianto, Serta Badan Narkotika Nasional (BNN) Sulawesi Selatan, Andi Werru Kambau menjadi narasumber dalam dialog ini.
Muhammad Zulkifli dalam kesempatannya itu menyampaikan rasa terimakasihnya atas kehadiran pimpinan perwakilan dari berbagai organisasi dalam dialog publik yang mengangkat tema isu narkoba di Sulawesi Selatan (Sulsel).
“Kehadiran rekan rekan pimpinan organisasi masyarakat, pemuda dan mahasiswa hari ini menunjukkan masih adanya kepedulian dan kesadaran untuk kita menyelamatkan anak bangsa dari bahaya laten narkoba,” ujar Zulkifli.
Dirinya berharap agar pemerintah daerah senantiasa memberikan edukasi-edukasi dan pemahaman kepada pecandu-pecandu narkotika.
“Pemerintah daerah, Pemerintah Pusat bahkan aparat penegak hukum harus memberikan ruang bagi kami ormas pemuda dan mahasiswa berupa kegiatan edukasi kepada generasi muda kita dari bahayanya menggunakan narkotika,” kata dia.
Bahkan kata Muhammad Zulkifli, pemahaman bahaya penggunaan narkotika harus disampaikan sejak usia dini di bangku pendidikan dari PAUD, Pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.
“Ini perlu dilakukan untuk diberikan pemahaman bahaya penggunaan narkoba. Sebab pertumbuhan anak usia dini menuju proses pendewasaan sangat cenderung ingin mengetahui hal-hal yang belum dilakukan dan hal ini tentu harus segera diberikan pemahaman,” imbuh Zulkifli.
Didalam forum diskusi publik itu Zulkifli berharap agar mahasiswa dan seluruh masyarakat untuk tidak bosan mengambil bagian dalam rangka mengantisipasi dampak dari peredaran narkotika di wilayah Sulawesi Selatan, Khususnya Makassar.
Katanya, Saat ini jaringan narkoba telah masuk ke seluruh wilayah Indonesia termasuk Sulawesi Selatan.
“Sulsel misalnya ada tiga wilayahnya dijadikan kartel perdagangan narkoba terbesar di Sulawesi Selatan. Kota Makassar, Kabupaten Sidrap dan Pinrang ketiga daerah ini telah di jadikan sebagai lahan subur beredarnya barang haram,” jelasnya.
“Kondisi saat ini betul-betul mengingatkan kita kepada cerita tentang perang candu dimana, Negera kita sedang berusaha di hancur oleh jaringan narkotika,” sambung Zulkifli.
Disebutkannya, Dalam beberapa bulan terakhir saja kepolisian berhasil menggagalkan peredaran narkoba dan obat terlarang di Makassar.
“Pada tanggal 31 Maret 2024 Polrestabes Makasar berhasil menggagalkan peredaran 530 gram sabu dan 20 kilogram narkoba jenis sintec,” katanya menambahkan.
“Para kartel narkoba terus memasok berbagai jenis narkoba. Di tahun yang sama pada bulan Agustus sampai September Polrestabes Makasar kembali gagalkan peredaran 1,184 Kg sabu yang tentunya bisa merusak puluhan ribu masyarakat Makassar ” bebernya.
Kata Zulkifli para kartel narkoba terbesar di Sulsel kini melibatkan Ibu ibu rumah tangga dengan ditangkapnya seorang IRT dengan membawa barang bukti 2 bal sabu dan 100 biji ekstasi yang merupakan jaringan besar di daerah Sidrap yang merupakan wilayah Ajatappareng
“Di bulan Oktober 2024 lalu, Polrestabes Makasar kembali menggagalkan peredaran 30 Kg sabu dan 8229 pil mephedron, dan mampu memberi kerusakan fatal kepada 160.000 rakyat Makassar atau sekitar kurang lebih 16, 3 persen jumlah penduduk makassar” imbuhnya.
Ketua Karang Taruna itu mengutip penyampaian pihak aparat penegak hukum bahwa harga 1 gram sabu sekarang dikisaran Rp 1,1 Juta.
Dia pun menafsir pernyataan penegak hukum. Misalkan 30 Kilogram (Kg), berarti 30 ribu gram. Seperti ditafsir harga per gramnya di pasaran maka 30 Kg itu senilai Rp 33 milyar.
Dari data yang ada Zul menyebutkan Sulsel darurat, ia berharap agar seluruh elemen masyarakat bahu membahu menyelamatkan Sulawesi Selatan dari para bos kartel narkoba.
“Buat seluruh saudaraku yang hadir sampaikan kepada seluruh keluarga kalian, seluruh sahabat kalian dan kepada seluruh tokoh masyarakat di lingkungan kalian Mari kita saling bahu-membahu dalam memberantas narkoba, tugas ini bukan cuma tugas aparat dan BNN tetapi tugas kita hanya ada satu kata buat antisipasi peredaran Narkoba yaitu perangi.” tegasnya.
“Kepada APH kami menitip harapan besar untuk bisa maksimal dalam penanggulangan narkotika termasuk usaha pembersihan 200 kampung narkoba di Indonesia termasuk Pinrang, Sidrap dan wilayah ajatappareng lainnya di Sulsel. Kita tidak ingin indonesia terkhusus Makassar dan Sulsel menjadi surga para pengedar narkoba, kita ingin tempat kita ini menjadi neraka buat para pengedar narkoba.” tandasnya. (*)